Sebagian dari Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya budaya perusahaan. Memiliki peran penting dalam bisnis, membuatnya bisa mempengaruhi produktivitas. Tapi sejauh mana kah? Apakah setiap budaya perusahaan sama? Untuk jawabannya mari kita bahas bersama di artikel berikut.
Corporate culture atau budaya perusahaan adalah sebuah keyakinan yang menentukan cara karyawan dan manajemen perusahaan bersikap selama melakukan aktivitas kerja. Biasanya budaya perusahaan ini juga berbentuk perilaku, nilai-nilai, etika, visi, hingga norma yang disepakati bersama dalam berinteraksi di lingkungan perusahaan.
Dikutip dari Investopedia, budaya perusahaan akan tercermin dalam cara berpakaian, jam kerja, pengaturan kantor, tunjangan karyawan, pergantian karyawan, keputusan perekrutan, perlakuan terhadap klien, dan setiap aspek operasional lainnya.
Budaya perusahaan penting karena dapat menjadi gambaran bagaimana perusahaan Anda dalam menjalankan aktivitasnya. Hal ini tentunya tidak hanya mengarah pada bagian internal, melainkan juga pada pihak-pihak eksternal, seperti pelanggan, dan publik. Dikutip dari Forbes, ada beberapa aspek yang membuat budaya perusahaan menjadi sangat penting.
Pada dasarnya budaya berkontribusi pada identitas dan nilai-nilai perusahaan Anda. Misalnya, jika budaya perusahaan Anda memprioritaskan inovasi dan keterbukaan dalam perencanaan strategi, maka karyawan Anda tidak akan ragu untuk mengemukakan ide-ide mereka dalam bekerja. Ini adalah cara yang baik untuk mengatur dan mempertahankan karyawan.
Sudah menjadi hal yang umum, ketika perusahaan yang memiliki budaya yang kuat akan tercermin dari setiap aktivitas bisnis yang mereka lakukan. Branding yang positif dari perusahaan tersebut akan terbentuk dan dapat mempengaruhi cara pandang publik. Misalnya ketika Anda selalu menghadirkan produk-produk yang menarik. Pelanggan akan melihat bisnis Anda sebagai brand yang inovatif yang tidak terpaku pada satu produk saja. Ini tentunya dapat berdampak positif pada hubungan antara bisnis dan pelanggan.
Baca juga: Penting! 8 Cara Meningkatkan Loyalitas Karyawan Secara Efisien
Jenis budaya ini memiliki tujuan untuk meminimalkan hambatan antara tingkat eksekutif dan karyawan. Hal ini membuat nilai-nilai kolaborasi menjadi sangat penting. Manajer tidak lagi berperan sebagai bos, melainkan sebagai penasihat dan pemandu bagi karyawan. Dalam praktiknya budaya ini juga mengedepankan keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Namun, mengadopsi budaya clan culture juga memiliki risiko. Adanya upaya untuk selalu menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan, dapat mengganggu keseimbangan otoritas kantor. Jika tidak dikelola dengan baik, dapat mengganggu proses pengambilan keputusan.
Budaya ini memiliki kecenderungan untuk menghadirkan inovasi. Adanya inovasi tersebut tentunya diikuti dengan keberanian untuk mengambil risiko. Hal ini biasanya juga mempengaruhi perencanaan tujuan dan visi dari perusahaan tersebut.
Salah satu karakteristik yang paling jelas adalah lingkungan kerja yang sangat kreatif, energik dan serba cepat. Adapun pemimpin pada budaya adhocracy secara konsisten mendorong karyawan untuk bereksperimen dengan ide-ide baru. Selain itu, karyawan biasanya dituntut untuk memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi agar dapat menyesuaikan dengan kondisi bisnis tertentu.
Namun, budaya kerja ini juga dapat menciptakan lingkungan kerja dengan tingkat tekanan yang tinggi. Karyawan mungkin dapat terbebani secara mental karena kebutuhan untuk bekerja secara agresif dan tegas. Di samping itu, adanya tuntutan untuk selalu dapat menghasilkan ide-ide yang inovatif bisa menimbulkan rasa kompetitif di antara karyawan.
Jenis budaya kerja selanjutnya yaitu hierarchy culture. Budaya ini mengedepankan aktivitas kerja yang terstruktur dan jelas. Tujuan utamanya yaitu dapat menciptakan kelancaran bisnis. Hal ini tentunya dapat berdampak kepada hubungan antara karyawan dan pimpinan. Manager dan pimpinan lainnya cenderung untuk melakukan pengawasan dan memiliki kontrol atas karyawannya. Ini mungkin akan terkesan kurang fleksibel di mana pimpinan sangat dihormati.
Walaupun aktivitas kerja dapat dikontrol dengan baik, budaya kerja ini terkesan kaku dan dapat berdampak pada keberanian karyawan untuk menyampaikan ide-ide mereka. Hal ini tentunya mengakibatkan minimnya inovasi dan ketergantungan kepada kapasitas pemimpin.
Nyatanya di beberapa perusahaan hal ini hanya bersifat formalitas. Tetapi ketika budaya perusahaan dapat dikelola dengan baik tentunya dapat membawa dampak positif untuk perusahaan itu sendiri baik dari segi publisitas ataupun produktivitas.
Referensi
Alton, Larry. (2017). Why Corporate Culture Is Becoming Even More Important. https://www.forbes.com/sites/larryalton/2017/02/17/why-corporate-culture-is-becoming-even-more-important/?sh=6d7610cc69da (Diakses 21 Desember 2022)
Beanstead, Sarah. (2019). 4 Different Types of Company Culture Explained. https://www.breathehr.com/en-gb/blog/topic/company-culture/4-different-types-of-company-culture-explained (Diakses 21 Desember 2022)
Tarver, Evan. (2021). Corporate Culture Definition: Characteristics and Importance Explained. https://www.investopedia.com/terms/c/corporate-culture.asp (Diakses 21 Desember 2022)
Gambar
Kampus Production. (2021). People Having a Meeting at the Office. https://www.pexels.com/photo/people-having-a-meeting-at-the-office-8190805/ (Diakses 21 Desember 2022)