Tidak selamanya kondisi perusahaan terus mengalami peningkatan. Terkadang karena beberapa faktor, membuat hal penting seperti pengelolaan karyawan dan SDM mengalami penurunan. Salah satunya yaitu employee attrition. Employee attrition adalah kondisi berkurangnya jumlah karyawan pada perusahaan. Namun ini bukan hanya sekedar pengurangan. Ada banyak hal-hal penting yang harus diperhatikan bagi Anda pemilik bisnis. Oleh karena itu berikut adalah penjelasan lengkapnya.
Employee attrition adalah kondisi di mana jumlah karyawan berkurang secara bertahap dan lebih cepat dari pada masuknya karyawan baru. Pengurangan ini dapat terjadi karena pensiun, pengunduran diri, sakit hingga meninggal dunia. Selain itu, employee attrition ini juga bisa disebabkan oleh keputusan perusahaan untuk melakukan perampingan seperti halnya PHK atau pengurangan jumlah karyawan dengan tidak adanya proses rekrutmen.
Jenis pertama yaitu pengurangan yang dilakukan secara paksa oleh perusahaan. Ada banyak faktor yang melandasi hal ini, mulai dari PHK, penghilang posisi yang kurang strategis dan juga permasalahan internal seperti keuangan.
Jika involuntary attrition berasal dari problem yang dialami oleh perusahaan, maka voluntary sebaliknya. Pengurangan jenis ini cenderung berdasarkan keputusan dari karyawan itu sendiri seperti:
Namun, alasannya juga bisa terjadi, seperti ketika seorang karyawan mengundurkan diri dari pekerjaannya karena alasan kesehatan yang buruk.
Baca juga: 8 Cara Meningkatkan Loyalitas Karyawan Secara Efisien
Pensiun merupakan jenis lainnya dari employee attrition. Saat perusahaan Anda memiliki para karyawan senior dan tidak memiliki waktu yang lebih lama lagi untuk bekerja, maka pensiun bisa saja terjadi. Sebenarnya ini adalah hal yang wajar, tapi yang dapat menjadi masalah ketika perusahaan Anda memiliki karyawan senior dengan jumlah yang banyak.
Pada dasarnya hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Baik yang berasal dari masalah perusahaan ataupun permasalahan antar karyawan. Berikut adalah beberapa penyebab terjadinya employee attrition.
Lingkungan kerja yang toxic mungkin bisa menjadi salah satu penyebab employee attrition yang paling sederhana. Hal ini tentunya berasal dari sisi karyawan di mana karyawan tidak mendapatkan rasa kenyamanan selama melakukan pekerjaan atau tugas-tugas mereka.
Di sisi lain, ini juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang nyaman. Yang bisa menimbulkan gesekan antar karyawan. Ketika terjadi gesekan antar karyawan kemungkinan ini dapat menjadi masalah. Banyaknya karyawan yang mengundurkan diri berdampak pada tingginya turnover. Hal ini tentunya tidak baik bagi perusahaan.
Penyebab lainnya dari terjadinya employee attrition adalah adanya restrukturisasi dari perusahaan. Ini mungkin bisa jadi dampak dari merger atau akuisisi. Selain itu, terjadinya restrukturisasi juga menciptakan beberapa keputusan terkait pengelolaan karyawan, seperti freeze hiring atau menghilangkan beberapa posisi management yang kurang esensial
Dikutip dari investopedia terjadinya pengurangan ini bisa disebabkan karena kinerja karyawan yang buruk atau mengganggu. Adanya pemecatan mungkin terkait dengan performa dan kesalahan dari karyawan. Selain itu, pemutusan hubungan kerja ini juga bisa menjadi dampak dari keputusan perusahaan untuk tetap bisa bertahan. Adanya beberapa masalah, seperti keuangan membuat perusahaan mungkin harus menghilangkan beberapa posisi karyawan.
Relokasi bisnis juga bisa menjadi penyebab dari employee attrition. Ketika perusahaan memutuskan untuk memindahkan perusahaannya ke lokasi yang berbeda, akan berdampak pada hilangnya berapa posisi dari karyawan. Ini mungkin disebabkan karena tidak semua karyawan mungkin bisa direlokasi atau dipindahkan bersamaan dengan perusahaan tersebut.
Alasan selanjutnya dari terjadinya employee attrition adalah kurangnya ketersediaan talenta di industri kerja. Sederhananya yaitu sedikitnya calon karyawan yang melamar dan terbatasnya kandidat yang cocok dengan perusahaan. Ini menyebabkan perusahaan tidak bisa merekrut talenta secara cepat, sehingga tidak adanya penambahan karyawan dan secara langsung melambatkan pertumbuhan dari perusahaan itu sendiri.
Jika dilihat dari kacamata awam kedua istilah ini sedikit mirip. Namun, kedua kondisi ini sebenarnya memiliki perbedaan terutama bagaimana cara pengelolaan karyawan. Dikutip dari betterup, perbedaan terbesar antara kedua kondisi ini adalah employee turnover memperhitungkan semua pemutusan hubungan kerja. Ini termasuk posisi yang diisi perbarui atau melakukan perekrutan ulang. Sedangkan employee attrition mencakup semua lowongan jangka panjang dan pengurangan beberapa posisi.
Pada beberapa kondisi, turnover masih bisa membuat perusahaan untuk berkembang. Namun, jika employee attrition terus terjadi akan bisa menyebabkan perusahaan semakin menyusut.
Itulah penjelasan mengenai employee attrition. Pada dasarnya ini merupakan hal yang sederhana tapi perlu untuk diperhatikan karena bisa mempengaruhi pertumbuhan dari perusahaan Anda.
Referensi
Hayes, Adam. (2022). What Is Attrition in Business? Meaning, Types, and Benefits. https://www.investopedia.com/terms/a/attrition.asp (Diakses 23 Januari 2023)
Lucas, Suzanne. (2021). Employee Attrition: All You Need to Know. https://www.aihr.com/blog/employee-attrition/#Causes (Diakses 23 Januari 2023)
Wooll, Magie. (2022). Fighting employee attrition: What is within your control?. https://www.betterup.com/blog/employee-attrition (Diakses 23 Januari 2023)
Gambar
Mueller, Marc. (2017). Man Sitting in Front of Computer. https://www.pexels.com/photo/man-sitting-in-front-of-computer-380769/ (Diakses 23 Januari 2023)